Bumi Ternyata Pernah Punya Cincin Seperti Saturnus, Dari Mana Asalnya? CNN Indonesia
24 September 2024, 09:05:43 Dilihat: 249x

Sebuah studi terbaru mengungkap Bumi pernah memiliki cincin seperti Planet Saturnus sekitar 466 juta tahun yang lalu. Cek penjelasan pakar.

Para pakar menjelaskan cincin ini terbentuk setelah Bumi menangkap dan menghancurkan asteroid yang melintas.
Cincin dari puing-puing tersebut diperkirakan menemani Bumi selama puluhan juta tahun. Studi tersebut juga menyebut kemungkinan cincin ini menyebabkan pendinginan global dan bahkan berkontribusi pada periode terdingin di Bumi dalam 500 juta tahun terakhir.
Para peneliti menemukan cincin ini berdasarkan analisis terbaru dari 21 situs kawah di seluruh dunia yang diduga tercipta oleh puing-puing yang jatuh dari asteroid besar antara 488 juta hingga 443 juta tahun yang lalu. Periode waktu ini dalam sejarah Bumi dikenal dengan sebutan Ordovisium, di mana planet kita mengalami dampak asteroid yang meningkat secara dramatis.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Andy Tomkins, profesor ilmu planet di Monash University di Australia, menggunakan model komputer untuk memetakan pergerakan lempeng tektonik planet kita di masa lalu dan memetakan lokasi kawah-kawah tersebut saat pertama kali terbentuk lebih dari 400 juta tahun yang lalu.
Tim kemudian menemukan bahwa semua kawah terbentuk di benua-benua yang mengambang dalam jarak 30 derajat dari khatulistiwa, yang menunjukkan bahwa kawah-kawah tersebut terbentuk dari puing-puing jatuhnya asteroid besar yang pecah setelah nyaris bertabrakan dengan Bumi.
"Dalam keadaan normal, asteroid yang menghantam Bumi bisa menghantam di garis lintang mana saja, secara acak, seperti yang kita lihat pada kawah-kawah di Bulan, Mars, dan Merkurius," tulis Tomkins, mengutip Space, Jumat (20/9).
"Jadi, sangat tidak mungkin bahwa ke-21 kawah dari periode ini akan terbentuk di dekat khatulistiwa jika mereka tidak terkait satu sama lain," tambahnya.
Para peneliti menyebut rangkaian lokasi kawah yang semuanya berada di sekitar khatulistiwa konsisten dengan cincin puing-puing yang mengorbit Bumi.
Hal tersebut dikarenakan cincin-cincin ini biasanya terbentuk di atas ekuator planet, seperti yang terjadi pada cincin-cincin yang mengitari Saturnus, Jupiter, Uranus, dan Neptunus. Kemungkinan lokasi tumbukan ini terbentuk akibat tumbukan asteroid acak yang tidak berkaitan adalah sekitar 1 banding 25 juta.
Dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters, para peneliti memperkirakan asteroid yang menghasilkan cincin itu akan memiliki lebar sekitar 12,5 kilometer jika berupa tumpukan puing-puing, atau sedikit lebih kecil jika berupa benda padat.
Tomkins mengatakan ketika asteroid hancur setelah mendekati Bumi, pecahan-pecahannya lalu "berdesak-desakan" sebelum mengendap menjadi cincin puing-puing yang mengorbit di khatulistiwa Bumi.
"Selama jutaan tahun, material dari cincin ini secara bertahap jatuh ke Bumi, menciptakan lonjakan dampak meteorit yang teramati dalam catatan geologi," terang Tomkins.
"Kami juga melihat bahwa lapisan-lapisan batuan sedimen dari periode ini mengandung puing-puing meteorit dalam jumlah yang luar biasa," lanjutnya.
Lebih lanjut, tim peneliti menemukan bahwa puing-puing ini mewakili jenis meteorit tertentu dan ditemukan berlimpah di endapan batu kapur di seluruh Eropa, Rusia, dan China. Puing ini juga ditemukan telah terpapar radiasi luar angkasa yang jauh lebih sedikit daripada meteorit yang jatuh saat ini.
Endapan tersebut juga menunjukkan adanya tanda-tanda beberapa tsunami selama periode Ordovisium, yang semuanya dapat dijelaskan dengan baik oleh skenario penangkapan dan penghancuran asteroid yang besar dan melintas.
Studi ini juga mengungkap jika Bumi memiliki cincin mirip Saturnus di sekeliling ekuatornya, maka cincin tersebut mungkin akan mempengaruhi iklim planet kita secara signifikan. Pasalnya, sumbu Bumi miring relatif terhadap orbitnya mengelilingi Matahari, dan cincin tersebut akan membayangi sebagian permukaan planet kita yang mungkin menyebabkan pendinginan global.
Namun, para peneliti mengatakan hal tersebut masih belum jelas.
(lom/dmi)
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240920143015-199-1146495/bumi-ternyata-pernah-punya-cincin-seperti-saturnus-dari-mana-asalnya.

Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright © 2024 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.