Forum Ilmiah Nasional Teknik I INTAKINDO Jawa Timur 2021
02 Agustus 2021, 17:43:30 Dilihat: 814x
Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO) Jawa Timur didukung oleh 17 perguruan tinggi yang salah satunya Universitas Narotama (UN) Surabaya menyelenggarakan Forum Ilmiah Nasional Teknik (FINTEK) I INTAKINDO Jawa Timur Tahun 2021, Sabtu (31/7/2021). Acara dengan tema Strategi Peningkatan Daya Saing Tenaga Ahli di Era Teknologi dan Perubahan Lingkungan Global ini menghadirkan keynote speaker Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dr. Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc, Ph.D.
Narasumber terdiri atas Prof. Reini Wirahadikusumah, MSCE, Ph.D (Rektor ITB), Dr. Ir. Sigit Adjar Susilo, MM (Ketum DPN INTAKINDO), Dr. Machsus, ST, MT (ITS Surabaya), Achmad Supi’I, ST (Founder PT. Mitra Hijau Surabaya), dan Ir. Jimmy Priatman, M.Arch (Praktisi Jawa Timur), dengan moderator Dr. Hanie Teki Tjendani, ST, MM.
Acara nasional dengan media Zoom Meeting ini diikuti oleh 48 pemakalah, 160 orang peserta aktif, termasuk undangan dari 31 DPP di seluruh Indonesia. Ketua DPP INTAKINDO Jawa Timur Dr. Ir. Adi Prawito, MM, MT dalam pengantarnya mengatakan, kegiatan FINTEK ini sebagai upaya meningkatkan kompetensi tenaga ahli dengan menyinergikan potensi praktisi dengan potensi akademisi.
“Terutama yang gayut (berkaitan) dengan bidang jasa konsultansi konstruksi maupun nonkonstruksi,” kata Adi Prawito yang juga dosen Teknik Sipil Universitas Narotama.
Menteri PUPR Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc menegaskan bahwa proyek-proyek infrastruktur nasional memerlukan SDM yang berkualitas baik dibidang perencanaan maupun pengawasan, tanaga ahli yang kompetensi, spesialis dan sangat spesialis sangat dibutuhkan, seperti tenaga ahli terowongan, bendungan besar, jembatan bentang panjang, dan lain lain.
Juga dalam memenuhi kandungan lokal dengan mengutamakan barang-barang produk dalam negeri. Hal ini demi pengembangan industri konstruksi, Indonesia perlu mengadopsi teknologi terkini pada proyek-proyek nasional, termasuk mendorong capaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada material dan peralatan konstruksi (software dan hardware).
“Kalau ada proyek jembatan, lalu LRB (lead rubber bearings-pen), karet bantalan jembatannya, masih memakai produk import, akan saya bongkar. Karena kita sudah mampu bikin LRB sendiri,” kata Basuki Hadimulyono.
Menurut Basuki Hadimulyono, sudah saatnya kita menggunakan produk dalam negeri untuk proyek infrastruktur. Andaikata produk lokal benar-benar tidak ada, maka minimal bahan baku untuk pembuatan produk tersebut harus berasal dari Indonesia. Dengan demikian negara kita tidak hanya menjadi pasar saja bagi negara asing. Kita harus berani memproduksi dan percaya dengan produk karya anak negeri. [UN]