Global Learning Sessions @ ACIS: CTU552 Falsafah dan Isu Semasa
17 Juli 2021, 15:54:29 Dilihat: 657x
Dekan Fakultas Hukum Universitas Narotama (UN) Surabaya – Indonesia, Dr. Rusdianto Sesung, SH, MH menjadi pembicara bersama PM Ts. Dr. Mohd Nor Mamat (Ketua Pusat Pengajian Pendidikan Islam, ACIS) dalam webinar “Global Learning Sessions @ ACIS: CTU552 Falsafah dan Isu Semasa” yang diselenggarakan oleh Academy of Contemporary Islamic Studies (ACIS), Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, pada Sabtu (10/7/2021) pukul 10.00 pagi – 11.30 pagi (waktu Malaysia).
Acara dengan tajuk “Cabaran Ideologi Di Malaysia Dan Indonesia” ini dimoderatori oleh Ts. Siti Fatahiyah Mahamood (Pensyarah Kanan ACIS & Fellow CG Virtual Learning UiTM). Webinar tersebut dapat dilihat melalui Live Youtube link: https://youtu.be/dxd8ixCVfI8.
Tampil pada panel pertama, PM Ts. Dr. Mohd Nor Mamat menyampaikan materi Falsafah Rukunegara dan Nilai Perpaduan. Kekuatan sebuah negara terletak kepada pemikiran rakyatnya, dengan pemikiran inilah kita menentukan tujuan negara, baik dari segi pembangunannya, ekonominya, dan politiknya. Untuk membina pemikiran yang kritis, kreatif, inovatif, sehat dan matang, kita perlukan pendidikan. Pendidikan ialah wahana paling penting untuk menentukan pemikiran rakyat yang bagaimanakah yang ingin kita bentuk suatu hari nanti.
Sementara itu, Dr. Rusdianto Sesung, SH, MH memaparkan tentang Pancasila: Ideologi dan Falsafah Bangsa Indonesia (Cabaran dan Impak), yaitu kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Fakta terkait keberagaman tentang Indonesia, Pancasila sangat berdampak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Seperti, sekolah tidak diperbolehkan hanya menerima murid dari suku/golongan terentu, semua sekolah harus bisa dimasuki oleh semua suku dan ras, kecuali sekolah agama khusus.
Contoh lain, lanjut Rusdianto Sesung, setiap Senin pagi sebelum proses belajar dimulai, semua siswa di semua tingkatan sekolah harus mengikuti upacara/upacara pengibaran bendera harus melafalkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Pancasila. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional harus digunakan di semua jenjang pendidikan, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi.
“Semua formasi konstitusi (peraturan perundangan/undang-undang) harus berpedoman pada Pancasila. Semua warga negara adalah sama dalam hukum dan pemerintahan, kesetaraan di depan hukum dan pemerintahan,” terang Rusdianto Sesung. [UN]