Pada 55 tahun yang lalu, Inggris untuk pertama kalinya meledakkan bom hidrogen berkekuatan dahsyat di Pulau Christmas. Pulau itu terletak di wilayah terpencil di Samudera Pasifik.
Stasiun televisi BBC mengungkapkan bahwa rincian bom itu, yang disebut sebagai "alat nuklir," masih kurang jelas. Penggunaan kata "alat" itu menunjukkan bahwa uji coba Inggris masih dalam tahap ledakan eksperimental ketimbang benar-benar sudah menjadi senjata yang sempurna.
Uji coba itu merupakan bagian dari program senjata termo-nuklir yang mulai dilakukan Inggris pada Desember 1954 untuk membangun bom hidrogen megaton. Bom itu sama dahsyatnya dengan satu juta ton peledak TNT.
AS pun menggelar ujicoba serupa. Disebut sebagai "Ivy Mike," AS meledakkan bom hidrogen di Pulau Karang Enewetak pada 1952.
Uji coba bom hidrogen oleh Inggris menggunakan pesawat jet Angkatan Udara Inggris, Valiant, yang menjatuhkan bom dari ketinggian di atas Pulau Christmas yang tak berpenghuni untuk meminimalkan risiko. Tim ilmuwan Inggris hanya butuh waktu dua tahun untuk mempersiapkan tes itu, jauh lebih cepat dari yang dilakukan Amerika Serikat, yaitu tujuh tahun.
Namun, tes itu justru mengakibatkan perdebatan di Inggris mengenai bahaya senjata nuklir. Pada 1958 muncul kampanye perlucutan senjata nuklir yang mendesak Inggris untuk tidak lagi mengembangkan senjata pemusnah massal itu. Gerakan tersebut akhirnya diterapkan secara global.
• VIVAnews