Pelaku penembakan tujuh orang di Prancis, tiga di antaranya masih bocah, tertangkap dalam baku tembak kemarin di kota Toulouse. Pelaku yang mengaku ingin menguasai Prancis ini dikenal sebagai pemuda yang pendiam, setidaknya sampai sekembalinya dia dari Afganistan.
Diberitakan CNN, Rabu 21 Maret 2012, pelaku yang diketahui bernama Mohammed Merah mengaku sebagai anggota al-Qaeda. Pemuda 24 tahun ini beraksi sendiri dalam membunuh tiga orang tentara, seorang rabbi dan tiga orang bocah yang masing-masing berusia 3, 6 dan 8 tahun.
"Dia mengaku seorang jihadis dan anggota al-Qaeda. Dia ingin membalaskan serangan terhadap anak-anak Palestina dan dendam terhadap tentara Prancis karena intervensi internasionalnya," kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Claude Gueant.
Saling tembak antara polisi dan Merah terjadi di kediamannya di Toulouse. Selain tembakan, terdengar pula beberapa kali ledakan. Dua orang polisi terluka, sebelum akhirnya Merah menyerah. Ditemukan beberapa senjata, di antaranya senapan Uzi dan Kalashnikov.
Jaksa penuntut Francois Molins mengatakan Merah mengaku beraksi sendiri, dan merencanakan penyerangan lebih banyak lagi terhadap polisi dan tentara. Penyesalannya, ujar Molins, adalah karena tidak dapat membunuh lebih banyak orang.
"Merah mengaku ingin membuat Prancis bertekuk lutut di hadapannya," kata Molins.
Pria kelahiran tahun 1988 ini dikenal sebagai pemuda yang bermasalah, dia pernah ditangkap karena mengemudi tanpa SIM dan mengakibatkan kecelakaan yang melukai beberapa orang. Tercatat, 15 kali dia diadili di masa remaja.
Pria Sopan
Kendati demikian, pengacara yang pernah mendampinginya, Christian Etelin, mengatakan bahwa Merah adalah orang yang sopan. Tetangganya juga mengaku Merah adalah anak yang pendiam. Tapi siapa kira, di rumahnya dia belajar taktik militan lewat internet dan menyaksikan video pemenggalan oleh para pemberontak.
Etelin mengaku, sikap Merah berubah setelah pergi ke Pakistan dan Afganistan beberapa tahun lalu. Kepada polisi, Merah mengaku pernah dilatih al-Qaeda di wilayah Waziristan di Pakistan, perbatasan Afganistan. Dia direpatriasi setelah ketahuan oleh tentara Prancis.
Sepulangnya dari Afganistan, kata Etelin, Merah lebih tertarik politik dan berpaham radikal. Puncaknya, dia menewaskan tujuh orang, ditembak tepat di kepala. Korbannya juga dipilih, tiga tentara yang tewas diketahui baru pulang bertugas dari Afganistan. (ren)
• VIVAnews