FBI dan jaksa federal memulai investigasi kasus penembakan yang menewaskan seorang remaja 17 tahun di negara bagian Florida akhir bulan lalu, guna menindaklanjuti protes pelajar Florida yang menuntut keadilan bagi korban.
Departemen Kehakiman akan mengirim beberapa petugasnya ke Sanford untuk memulai penyidikan dan menurunkan ketegangan di sana. "Investigasi kami akan berlangsung secara teliti. Kami juga akan meninjau ulang semua barang bukti guna menemukan keputusan yang tepat," kata juru bicara Departemen Kehakiman, Xochitl Hinojosa, diberitakan CNN, Selasa 20 Maret 2012.
Hal ini juga ditegaskan oleh gubernur Florida, Rick Scott, yang meminta Departemen Penegakan Hukum untuk dapat bekerjasama dengan pihak berwenang setempat untuk dapat mengungkap kasus. Kongres Kaukus Kulit Hitam pun memberi perhatian pada kasus ini, menyebutnya sebagai penghinaan yang besar terhadap keadilan.
Sebelumnya, para pelajar Florida mengadakan aksi protes di Florida A&M University, menuntut penangkapan George Zimmerman, ketua masyarakat anti kekerasan. Pria 28 tahun ini menembak mati Trayvon Martin, remaja kulit hitam berusia 17 tahun pada akhir bulan lalu.
Saat itu, Martin yang baru saja membeli minuman dan permen melintas di lingkungan tempat tinggal Zimmerman, yang langsung menelepon 911 dan menyatakan melihat pria yang mencurigakan.
Operator 911 meminta Zimmerman untuk tidak mengambil tindakan apapun hingga polisi tiba. "Ternyata saat polisi tiba di sana, mereka menemukan korban sudah tergeletak dengan luka tembak di dada," ujar kepala polisi Sanford, Bill Lee.
Zimmerman mengaku dialah yang menembak Martin sebagai upaya perlindungan diri, dan tidak ditangkap karena kurangnya bukti. Namun Lee menyatakan, barang bukti dan keterangan yang mereka peroleh kontradiktif dengan klaim Zimmerman, namun belum ada bukti yang mampu meruntuhkan klaimnya.
Dalam rekaman percakapan 911 yang dirilis Jumat pekan lalu, terdengar suara penduduk yang panik meminta polisi segera datang, dengan suara orang meminta tolong. Rekaman inilah yang memicu kemarahan para pelajar sehingga mereka melakukan aksi protes.
"Tidak ada ada keadilan di Sanford. Kami hanya ingin keadilan untuk putra kami, tidak perlu yang lain," kata Tracy Martin, ayah korban.
• VIVAnews