Ribuan anak di Uganda menderita penyakit aneh yang menyerang fisik dan mental mereka. Beberapa anak terpaksa dipasung karena tidak mampu mengendalikan tubuh mereka sendiri. Belum diketahui penyebab penyakit misterius ini.
Diberitakan CNN, Senin 19 Maret 2012, penyakit tersebut dinamakan Nodding atau mengangguk. Sesuai namanya, gejala awal penyakit ini adalah kejang-kejang seperti mengangguk-angguk, persis seperti penyakit epilepsi. Akibatnya, mereka sulit melakukan kegiatan sehari-hari, seperti makan dan minum.
Gejala lainnya adalah penderita kehilangan kendali dan konsentrasi,. Anak-anak yang terkena penyakit ini sering melamun dan tersesat. Mereka seperti menderita cacat mental dalam sekejap, beberapa lainnya terlihat seperti orang gila atau trauma.
Gejala paling berbahaya adalah mereka tiba-tiba membakar sesuatu. Gejala inilah yang akhirnya menewaskan 200 anak di beberapa desa Uganda. Untuk mencegah hal ini, para orangtua terpaksa memasung anak mereka di dalam rumah.
Anehnya lagi, penyakit ini hanya menyerang mereka yang berusia 1-19 tahun, kondisi terparah dialami oleh anak berusia 3-11 tahun. Minggu lalu saja, balai kesehatan di Atanga, distrik Pader, menerima laporan 400 anak yang terkena penyakit ini. Total, sudah 3.000 anak di Uganda selatan yang mengidap penyakit Nodding.
Belum Ada Obatnya
Selama tahun ini, beberapa negara terkena wabah yang sama. Di antaranya Liberia, Sudah dan Tanzania. Uganda sudah diserang penyakit Nodding sejak tahun 2009. Hingga saat ini, penyakit mengenaskan ini belum diketahui penyebabnya dan belum ada obatnya.
Tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) dan tim kesehatan lokal turun ke wilayah Gulu dan Kitgum untuk menyelidiki wabah ini. Mereka kaget mengetahui banyaknya anak-anak yang terjangkit. "Saya sempat putus asa. Bayangkan saja, dikelilingi oleh 26 anak, dan 12 di antara mereka menunjukkan gejala penyakit ini," kata Dr. Joaquin Saweka dari WHO.
WHO menemukan titik terang saat mereka mengetahui sebanyak 93 persen penderita berada di lokasi yang memiliki lingkungan sama. Di tempat ini, sering ditemui penyakit kebutaan sungai akibat cacing parasit Onchocerca Volvulus yang dibawa oleh Lalat Hitam.
Di lokasi ini juga, diketahui banyak kasus malnutrisi, dimana anak-anak kekurangan Vitamin B6. "Penemuan ini membuat kami menyingkirkan puluhan potensi penyebab penyakit dan mulai meneliti beberapa penyebab yang potensial saja," kata Dr. Scott Dowell dari CDC.
Wabah di Uganda mengalir ke utara, namun diyakini tidak menular. Tapi tetap saja, harus ditangani dengan serius. "Berdasarkan pengalaman di masa lalu, penyakit yang belum diketahui asal-usulnya bisa memiliki implikasi global," kata Dowell. (ren)
• VIVAnews