Catatan Minus Akhir PON
22 September 2012, 08:04:43 Dilihat: 340x

Randy Wirayudha - Okezone
Jum'at, 21 September 2012 05:30 wib
Wisma Atlet. (Foto: Randy Wirayudha)
PEKANBARU – Pesta olahraga se-nusantara akhirnya ditutup oleh Wakil Presiden, Boediono, di Stadion Utama Riau, tadi malam (20/9/2012). Perayaan meriah pun dihadirkan kembali meski tak bisa menutupi catatan-catatan minus pada PON ke XVIII di Riau.
Dari berbagai media, termasukOkezone, kita semua di seluruh penjuru negeri bisa tahu, apa-apa saja goresan kelam yang terjadi di berbagai akivitas PON, mulai dari kericuhan pertandingan hingga venue-venue yang tak juga rampung sampai PON resmi ditutup.
Memang beberapa waktu lalu, Gubernur Riau yang juga selaku ketua umum PB PON, Rusli Zainal, menyayangkan sikap sejumlah media yang hanya membesar-besarkan hal-hal negatif, ketimbang positifnya. Tapi mau bagaimana lagi jika negatifnya terlalu dominan?
Memang jika merinci apa-apa saja yang minus di Pekanbaru dan venue-venue lain di luar ibukota propinsi, takkan cukup tempat dan waktu untuk mengulasnya hingga habis. Tapi setidaknya, ada beberapa sorotan Okezone yang terbilang ‘benar-benar’ tak bisa ditolelir.
Amburadulnya wisma atlet bisa jadi pengawal yang baik untuk mengurai hal-hal minor di penyelenggaraan PON kali ini. Hingga para kontingen tiba, belum satu pun kamar yang bisa ditempati. Padahal, beberapa kontingen yang ditetapkan menghuni wisma di Rumbai itu sudah membayar kepada PB PON.
Baru-lah seiring berjalannya waktu, beberapa kamar wisma bisa ditempati para atlet – itu pun masih menuai keluhan. Sorotan berikutnya yang tak kalah penting adalah perihal venue. Venue tenis di PTPN V pernah menyulut kegemparan karena kanopi di depan lobi venue sempat roboh dihantam angin kencang. Meski akhirnya disubtitusikan tenda yang mirip seperti di acara-acara pernikahan, tetap saja dinilai tak layak, terlebih ketika hujan deras tiba.
Begitupun dengan venue –venue lainnya yang bisa dibilang jauh dari kata selesai. Venue boling dan biliar, contohnya. Gedung yang bertempat di kawasan Bandar Serai itu amat jauh dari kata rampung. Pengerjaan yang selesai hanya terdapat di internal gedung, tempat berlangsungnya pertandingan.
Tapi soal keutuhan gedung mulai dari tempat parkir di lantai dasar hingga penampakan gedung dari luar...ckckck...layaknya sebuah proyek bangunan setengah jadi. Di antara itu, ada pula venue yang dianggap tak layak untuk keselamatan, seperti venue menembak di Lapangan Tembak Sport Center Rumbai.
Baru dipakai latihan, tembok di belakang acuan target jebol diterjang peluru. Bagian belakang tembok pun hanya dilapisi susunan karung berisi pasir. Padahal, menurut standar keselamatan olahraga menembak, harusnya tembok di belakang target dilapisi pelat baja.
Adapun dengan venue-venue yang sudah jadi, masih belum sempurna karena akses jalannya belum sepenuhnya rapi, seperti di venue Pencak Silat dan Balap Motor di Bangkinang serta venue Taekwondo di UIN Sultan Syarif Kasim.
Tapi, diantara venue-venue yang dikunjungi reporter kiriman Okezone yang pernah dituju sebagai tempat peliputan, ada pula yang sudah terkesan sempurna, seperti stadion Atletik, Akuatik, Senam (Rumbai), Bulutangkis, Angkat Besi/Angkat Berat, Karate dan Gulat. Meski begitu, masih ada sedikit hal minor, terutama untuk para awak media.
Di venue cabang sepak takraw misalnya, panitia di sana tak menyediakan adanya media center untuk memudahkan tugas peliputan. Jika ingin melihat bagan-bagan atau jadwal pertandingan, mesti-lah bergeser ke venue bulutangkis karena media centernya satu atap di gelanggang remaja. Begitupun di Rumbai, yang hanya menempatkan satu media center di stadion basket, untuk cabang sepakbola, senam, akuatik, atletik dan wushu.
Belum lagi perkara-perkara pelik lainnya, seperti kericuhan di cabang Karate, Tinju, Sepakbola dan Pencak Silat. Ditambah, adanya curhatan para wasit atletik, renang, futsal, yang sempat berdemo karena hak-haknya belum dicairkan PB PON, hingga belum adanya kepastian penggantian uang tiket upacara pembukaan yang sudah terlanjur dijual. Seperti yang kita ketahui, pembukaan PON pekan lalu akhirnya digratiskan panitia setelah melihat minimnya animo masyarakat yang datang ke Stadion Utama Riau.
Dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengakomodir kebutuhan para wartawan akan data, PON kali ini dianggap belum siap karena para pekerja berita mesti terlempar ‘sana-sini’ karena tidak adanya koordinasi yang baik. Hanya di media center pusat yang bertempat di Pustaka Soeman HS, para awak media mendapat segala kemudahan dan sarana lainnya.
Setidaknya itulah secuil gambaran tinta kelam PON ke-18 kali ini, meski beberapa pihak, termasuk Menpora Andi Mallarangeng menyatakan, PON kali ini sukses terselenggara. Bagaimana dengan PON XIX empat tahun lagi di Jawa Barat (Jabar)? Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, yang mengunjungi venue voli indoor pada laga final di Universitas Islam Riau mengatakan, PON di Jabar akan lebih bagus (sempurna) dari PON kali ini. Semoga saja begitu keseluruhannya.
(hmr)
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.