Kekalahan 1-0 Mitra Kukar atas tamunya Persidafon Dafonsoro di lanjutan Liga Super Indonesia, kemarin, memberikan tamparan ganda. Selain menggagalkan usaha Mitra merangsek ke tiga besar, ini juga menjadi kali pertama Mitra Kukar tak mencetak gol di musim ini.
Meski mendominasi pertandingan, terlebih Persidafon tak turun dengan kekuatan penuh, namun tim Kalimantan ini harus rela gigit jari lewat gol tunggal Feri Pahabol di menit 55. Kekecewaan tak dapat ditutupi pelatih Mitra, Simon McMenemy.
"Ini pertama kali kami mengakhiri pertandingan tanpa mencetak gol," kata Simon.
Simon pantas merasa sangat keheranan. Anak asuhnya memiliki begitu banyak peluang. Bermain di depan publik sendiri, tim yang dikomandoi Hamka Hamzah itu tampil lebih agresif. Berkali-kali mendapatkan peluang emas, namun semua terbuang percuma.
Sebaliknya, tim tamu sukses memaksimalkan peluang yang mereka miliki.
"Saya sudah mencoba beberapa alternatif strategi, namun tidak membuahkan hasil. Tapi Anak-anak sudah berusaha sekuat tenaga. Mereka memberikan yang terbaik," lanjut pelatih asal Inggris itu.
Motivasi Jadi Modal Persidafon Jinakkan Mitra
Jika kekecewaan harus diterima kubu Mitra Kukar, maka suka cita menjadi milik Persidafon. Terlebih, tim asal Papua itu tidak turun dengan lima pemain pilarnya termasuk Patrich Wanggai.
Lalu apa strategi Persidafon? Manajer Persidafon Dafonsoro, Iwan Nazaruddin menuturkan, tak ada yang istimewa dengan strategi yang diterapkannya. Timnya hanya mengandalkan serangan balik, karena sudah tahu bahwa Mitra pasti akan tampil agresif.
Mengandalkan lapis kedua, Iwan praktis hanya berharap dari semangat yang diusung oleh pasukannya. "Kami tidak tampil dengan lima pemain inti termasuk Patrich Wanggai. Tapi, kami punya lapis kedua yang juga bagus. Tidak hanya bagus, mereka juga memiliki semangat luar biasa," kata Iwan.
"Para pemain muda tampil sangat baik. Kami menggunakan cara yang sama seperti ketika mengalahkan Persiba Balikpapan," pungkasnya.
• VIVAbola