JAKARTA– Direktur Utama PT Bank Mutiara Tbk Maryono akhirnya resmi ditunjuk sebagai nakhoda baru PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menggantikan Iqbal Latanro. Selain Maryono, tiga direktur baru juga diangkat dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan. Adapun susunan direksi BTN yang baru terdiri atas Maryono (direktur utama),Evi Firmansyah (direktur), Irman Alvian Zahiruddin (direktur), Saut Pardede (direktur), Mas Guntur Dwi S (direktur),Poernomo (direktur), dan Mansyur Syamsuri Nasution (direktur).
Selain mengganti direksi, RUPS BTN juga merombak susunan dewan komisaris menjadi Zaki Baridwan (komisaris utama merangkap komisaris independen), Subarjo Joyosumarto (komisaris independen), Sahala Lumban Gaol (komisaris), Dwijanti Tjahjaningsih (komisaris), Agung Kuswandono (komisaris) dan Amanah Abdulkadir (komisaris independen). Maryono mengatakan, sebagai direktur utama BTN yang baru, dirinya optimistis dapat membawa BTN menjadi tujuh bank terbesar di Indonesia dalam lima tahun ke depan.
”Saya yakin BTN akan menjadi bank besar.Kalau sekarang BTN masuk dalam 10 besar bank di Indonesia (dari sisi aset), dalam waktu lima tahun saya yakin BTN bisa masuk tujuh bank besar,” ujar Maryono dalam konferensi pers seusai acara RUPS BTN di Jakarta kemarin. Keyakinan tersebut, lanjut dia, didorong oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sehat, terkendalinya BI Rate serta meningkatnya jumlah penduduk produktif dan makin besarnya investasi yang masuk ke Indonesia.
Kondisi tersebut diyakini akan mendorong pembiayaan perumahan di Indonesia. ”Pasar pembiayaan perumahan Indonesia baru 2%,masih jauh dari jenuh,”tambahnya. Selain itu, pada 2009 saja 62 juta orang membeli rumah lewat kredit, dan pada 2010 tercatat 67,7 juta masyarakat yang membeli rumah dengan kredit dari perbankan dan hanya 19 juta unit yang membeli dengan tunai.Artinya semua pembiayaan masih dengan kredit melalui bank dan itu merupakan potensi pasar bagi BTN yang selama ini sudah fokus di KPR.
”Sebagai market leader BTN bisa berkembang,”tambah dia. Maryono mengaku, hijrahnya ke BTN tidak akan mengganggu proses divestasi Bank Mutiara. Menurut dia, penggantinya di Bank Mutiara akan segera diputuskan oleh LPS dalam waktu singkat. Selain itu, sebagai team work, jajaran direksi Bank Mutiara dinilai akan tetap mampu menjalankan tugasnya dengan baik. ”Kita sudah susun rencana bisnis ke depan, jadi yang menggantikan tinggal melanjutkan saja,”ujar Maryono.
Sementara itu, Iqbal yakin peralihan dari direksi lama ke direksi baru akan berjalan lancar karena gaya kepemimpinan Maryono yang dinilainya terbuka. Apalagi, sebagian anggota direksi merupakan orang-orang lama yang sudah memahami seluk beluk BTN. Menurut dia, meski ada beberapa keputusan yang ditunda untuk diputuskan, semua itu akan segera dibicarakan dan dilaporkan kepada direksi baru.
”Saya optimistis, dirut baru (Maryono) akan membawa BTN lebih berkembang lagi,”kata dia. Maryono tercatat pernah berkarier di PT Bank Mandiri Tbk sebelum akhirnya ditunjuk sebagai direktur utama Bank Mutiara. Maryono merupakan alumnus Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Pria kelahiran Rembang,Jawa Tengah tersebut telah menggeluti dunia perbankan selama lebih dari 30 tahun.
Sumber : seputar-indonesia.com