PT Pertamina (persero) tetap berkomitmen menyukseskan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), meski masih banyak hambatan untuk merealisasikannya.
Hingga kini,penyerapan anggaran program konversi sebesar Rp2,1 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 masih sangat minim. Corporate Secretary Pertamina Nursatyo Argo mengatakan, pelaksanaan program konversi BBM ke BBG sepenuhnya tergantung kepada pemerintah. Pertamina, tegas dia,hanya sebagai badan pelaksana program tersebut.Hal itu tertuang dalam Perpres No 64/2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian,dan Penetapan Harga Bahan Bakar Gas untuk Transportasi Jalan.
“BBG itu memang program pemerintah dan masuk ke dalam APBN.Tapi kalau alokasinya (dana) dialihkan, maka kita tidak membangun (stasiun pengisian bahan bakar gas/ SPBG).Artinya terancam mundur, tapi bukan gagal,” kata Nursatyo saat ditemui di MNC Plaza,Jakarta,kemarin. Anggota Komisi VII DPR Satya W Yudha menjelaskan, anggaran tersebut sifatnya multitahun. “Jadi, apabila programnya tidak terlaksana pada tahun ini,maka anggaran tahun depan akan dipangkas dan dialihkan pada pembangunan yang memiliki daya serap tinggi,”katanya.
Terkait dengan itu,Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto mempertanyakan keseriusan pemerintah dan DPR.Menurut dia, penyerapan dana program konversi BBG dalam APBN-P 2012 sebesar Rp2,1 triliun hanya sedikit adalah karena terkendala proses tender dan mekanisme pencairan yang memerlukan waktu cukup lama.Menurut Pri Agung, dalam hal ini pemerintah turut andil karena tidak mempunyai cetak biru dan rincian detail soal program konversi BBG tersebut.“Kemungkinan itu yang membuat DPR tidak menyetujui anggaran dananya,” kata dia.
Sumber : seputar-indonesia.com