Industri Perbankan Butuh Cetak Biru
30 Oktober 2012, 09:20:50 Dilihat: 311x

Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) menilai Indonesia memerlukan cetak biru perbankan yang jelas. Cetak biru tersebut untuk memberikan arahkan industri perbankan Indonesia ke depan.
Ketua Perbanas Sigit Pramono mengungkapkan, sebenarnya Bank Indonesia telah membuat Arsitektur Perbankan Indonesia (API) pada 2004 namun kenyataannya pemikiran-pemikiran yang tercantum dalam API,seperti mewujudkan bank internasional,nasional,dan regional, tidak bisa direalisasikan. Dari segi hukum,sambung Sigit,produk hukum API hanya dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI) sehingga selama ini API hanya mengikat BI dan perbankan, tapi tidak otoritas fiskal ataupun pemerintah sebagai salah satu pemilik bank. “Pemerintah kan pemilik bank,apakah mereka ikuti arah API?
Dalam kenyataannya kalau pemerintah mau wujudkan bank berskala nasional dan regional agar bisa bersaing dengan regional yang besar-besar maka perlu pemikiran yang serius,” ujar Sigit dalam Jumpa Pers Kongres XVIII dan Paparan tentang Sumbangan Pemikiran untuk Cetak Biru Arah Strategi Perbankan Nasional ke Depan, di Jakarta,kemarin. Keberadaan cetak biru perbankan sangat penting agar semua pihak baik itu regulator seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pelaku industri perbankan dan sektor riil bisa duduk bersama untuk susun cetak biru.
Menurut Sigit, dalam cetak biru perbankan nasional, perlu ditekankan asas keseimbangan antara bank besar dan bank kecil, bank milik negara dan swasta, serta untuk bank do-mestik dan bank asing.“Yang penting itu, bank harus kokoh, efisien, layanan baik dan sehat. Jadi, tidak hanya terbatas bank besar dan bank kecil,”tuturnya. Perbanas pun mengusulkan, diperlukan adanya pembagian jenis bank menjadi bank umum dan bank khusus dalam cetak biru perbankan nasional.
Menurut Sigit,pembagian jenis bank menjadi bank umum dan bank khusus akan membantu perekonomian di masa mendatang karena adanya dua jenis bank ini dalam cetak biru perbankan diharapkan tidak akan membuat para pemangku kepentingan kesulitan menyesuaikan kebijakan demi perekonomian Indonesia.“Kalau kita punya cetak biru perbankan nasional, itu tidak akan Bapindo gabung jadi Bank Mandiri. Sekarang kita mau biayai infrastruktur bingung, sampai mau buat bank infrastruktur. UU yang lama itu,bank hanya bank umum dan BPR. Makanya, ini kalau ada bank infrastruktur, masuk mana,”tuturnya.
Sigit berharap, cetak biru perbankan memiliki kekuatan hukum yang cukup tinggi sehingga bisa mengikat seluruh pemangku kepentingan dalam membuat keputusan.Perbanas sendiri, kata Sigit, telah mengusulkan kepada BI,OJK,dan DPR terkait cetak biru perbankan nasional, di mana untuk bank umum tetap sebagai badan usaha yang mengumpulkan simpanan masyarakat untuk disalurkan kembali melalui pinjaman.Sedangkan bank khusus,memiliki sumber dana yang lebih variatif,bisa dari luar negeri.
“Istilahnya, kita bangun jalan tol saja tidak bisabisa. Ini bank umum kan dananya missmatch kalau digunakan untuk membiaya proyek jangka panjang. Sekarang ini mayoritas deposito masyarakat saja jangka pendek,sebulanan dan roll over (diperpanjang) terus. Jadi, perlu ada bank khusus,”tandasnya erichson sihotang
Sumber: seputar-indonesia.com
Share:

UN Videos

Java Coffee Culture and Festival Peneleh 2024
Rapat Terbuka Senat dalam rangka Wisuda Sarjana ke - 56 dan Magister ke - 44
Wisuda Sarjana Ke 54 dan Magister Ke 42 Universitas Narotama

UN Cooperation

De Montfort Leicester University Alexandria University Chiang mai university Derby University
 
Essex I Coe Rel UTHM ICOGOIA University Malaysia PAHANG Universiti Utara Malaysia
 
National University Kaohsiung Taiwan Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin Prince Sultan University Quest Nawab Shah Pakistan Universiti Teknologi MARA
 
Universiti Kebangsaan Malaysia Universiti Malaysia Kelantan Universiti Malaysia Perlis Universiti Zainal Abidin Universiti Sains Malaysia
 
Universiti Pendidikan Sultan Idris Erasmus

 

INTAKINDO PT. Aria Jasa Konsultan Bumi Harmoni Indoguna Cakra Buana Consultan Ciria Jasa Consultant
 
Internasional Peneliti Sosial Ekonomi Teknologi PT. Jasa Raharja NOKIA INKINDO MASKA
 
Surabaya TV PT. Amythas General Consultant
 
       

 

Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia IT Telkom Surabaya Institut Aditama Surabaya Institut Teknologi Nasional Malang
 
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya Politeknik Negeri Malang Universitas Pakuan Universitas Nasional Kualita Pendidikan Indonesia
 
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik Negeri Bali Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
 
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul `Ula Nganjuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al Anwar Mojokerto STIE NU Trate Gresik Sekolah Tingi Ilmu Ekonomi Widya Gama Lumajang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya
 
STIE Pemuda STIKOSA STKIP PGRI Bangkalan STKIP PGRI Jombang STKIP PGRI Sidoarjo
 
STT Pomosda Nganjuk UINSA Universitas Mercu Buana Universitas Airlangga Universitas Darul `Ulum Jombang
 
Universitas Negeri Surabaya Universitas Brawijaya Malang Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya UNIPDU
 
UNISLA UNISMA Universitas 45 Bekasi Universitas Dr.Soetomo UNITRI
 
Universitas 45 Surabaya Universitas Bondowoso Universitas Islam Madura Pamekasan Universitas Jember Universitas Maarif Hasyim Latif
 
Universitas Madura Universitas Merdeka Surabaya Universitas Bina Darma Universitas Wijaya Putra Universitas Padjajaran
 
Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah Papua Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Universitas Muhammadiyah Surabaya Universitas Negeri Malang
 
Universitas Islam Raden Rahmat Universitas Widyagama Malang Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya UWIKA Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
 
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN Universitas 17 Agustus Surabaya UNUGIRI Bojonegoro Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
 
Akademi Pariwisata Majapahit  

 

Copyright (c) 2025 by UN | Universitas Narotama, All Rights Reserved.