Rizkie Fauzian - Okezone
Selasa, 18 September 2012 07:14 wib
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksi aman di bawah level Rp9.450 - Rp9.480 per USD.
Menurut analis valas Rahadyo Anggoro Widagdo, kondisi tersebut masih dipengaruhi oleh sentiment positif quantitive easing (QE) 3. Hal inimembuat derasnya aliran dana asing masuk ke Indonesia untuk berinvestasi di instrumen dengan yield yang tinggi.
"Namun investor perlu mewaspadai fundamental eksternal ekonomi Indonesia yang masih lemah, yaitu data-data ekonomi yang berhubungan dengan perdagangan luar negeri," katanya di Jakarta, Selasa (18/9/2012).
Rahadyo menambahkan, walaupun Agustus lalu, defisit neraca berjalan dan neraca perdagangan sudah menipis, namun sebaiknya investor wait and see atas perkembangan defisit selanjutnya.
Dia menjelaskan, pada perdagangan Rupiah pada hari Senin 17 September 2012 ditutup menguat ke level Rp9.460-Rp9.465.
Kondisi menguatnya rupiah ini dipengaruhi karena adanya optimisme pasar setelah peluncuran dana stimulus tahap ketiga QE3 yang dilakukan bank sentral Amerika dengan menggelontorkan dana sebesar USD40 miliar.
Selain QE jilid 3 para pelaku pasar merespon positif dua peristiwa penting lainnya mulai dari European Central Bank (ECB) yang dengan berani mengeluarkan kebijakan pembelian obligasi tanpa batas.
Selain itu, Mahkamah Konstitusi Jeman yang meratifikasi fasilitas bailout European Stability Mechanism (ESM)."Dengan menguatnya rupiah ini maka Bank Indonesia akan memperlonggar intervensi terhadap nilai tukar rupiah," tutup dia. (wdi)