Kalau berbicara masalah karakter bangsa, tentu tidak lepas dari fundamental bangsa itu sendiri. Begitu juga dengan bangsa Indonesia. Lunturnya karakter bangsa ini disebabkan karena menyimpangnya ideologi bangsa. Yaitu Pancasila. Pancasila adalah sebuah gagasan nasional, Pancasila sebagai gentlement agreement para founding father bangsa, Pancasila tidak ditemukan oleh Bung Karno tapi digali dari akar permasalahan bangsa. Dan pancasila sebagai komitmen bangsa ini.
Inilah materi pembuka dari Dr Shri Gusti Ngurah Arya Vedakarma MWS III President the Sukarno Center dalam seminar Menuju Indonesia Negara Paripurna, Selasa (21/6) di Conference Hall lt 2 Universitas Narotama. Lebih dalam lagi Dr Arya mengkaji lebih detil tentang perjalanan Pancasila. Mulai dari latar belakang, implementasi hingga reformasi.
Dalam sejarah implemntasinya, Pancasila sebagai alat kekuasaan pada orde baru. Selain itu juga dilakukan pencitraan terhadap hal-hal yang represif. Bahkan pernah dilakukan upaya penghapusan sejarah dengan G30S / PKI. Bahkan wawasan kebangsaan yang diartikan secara sempit.
Tetapi buktinya dalam era reformasi, Pancasila tetap sebagai satu-satunya ideologi bangsa yang tegak berdiri. Walaupun diguncang dengan amandemen Undang-Undang 1945 dan otonomi daerah yang miss management. Lebih ekstrim lagi masuknya ideologi-ideologi asing (Neo-Arabisasi). Sehingga harus diakui Pancasila tetap sebagai ideologi bangsa yang berkarakter.
Lebih kuat lagi jika mampu menerapkan ajaran Tri Sakti Bung Karno. Yaitu Berdaulat di biang politik, Berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan. (din)