Kocak, penuh inspirasi, dan aplikatif. Setidaknya tiga hal itu yang tersaji dalam seminar yang diselenggarakan Jumat (4/11), di Conference Hall Universitas Narotama. Sajian atau paparan mengenai Hidup Sehat Dengan Berpikir dan Berbuat Cerda yang diberikan oleh dr Agus Ali Fauzi PGD, Pall.Med (ECU) seolah memberikan penerang dan harapan bagi hidup setiap para Narotama-ers. Betapa untuk memulai hidup sehat dapat dimulai dengan cara yang mudah. Yaitu hanya dengan dua cara, berpikir dan berbuat cerdas. Hanya dengan dua cara ini lah seseorang akan mendapatkan Hidup Yang Lebih Hidup.
Untuk mencapainya, dr Agus mengemukakan beberapa faktor penentu yang menentukan sukses dan bernilainya hidup seseorang. Beliau menyinggung mengenai FDAS atau yang dapat dijabarkan sebagai, Fokus, Disiplin, Action, Sabar. Mereka yang kurang bisa memaknai dan menjalani hidup dengan hal-hal tersebut akan selalu identic dengan beberapa penyakit dalam hidup mereka. Diawali melalui penyakit hati atau (maasil qalbi) yang kemudian akan berefek secara berkala dan langsung menuju ke pusat sasaran dalam tubuh dalam bentuk stress dan akhirnya berimbas kepada timbulnya penyakit seperti kanker atau stroke.
Dalam banyak hal, manusia sering melupakan dua kenikmatan dalam hidup, yaitu: Nikmat Kesempatan dan Nikmat Kesehatan. Ketika seseorang sudah melupakan pentingnya mensyukuri nikmat tsb, maka akan timbul banyak sekali masalah karena sebuah keegoisan, ketersinggungan akan sebuah situasi, dan sebagainya.
Cara menyiasati untuk bisa memiliki hidup yang sehat dunia dan terlebih lagi di akhirat, semuanya diawali dengan sebuah keikhlasan dalam menjalani setiap babak dalam kehidupan, disiram dengan bumbu kejujuran dan sedekah hingga pada saatnya diakhiri dengan sebuah rasa tawakkal dan syukur. Keikhlasan akan menjauhkan seseorang dari rasa stress yang dapat mengundang timbulnya banyak penyakit. Kekuatan kejujuran dan sedekah akan memudahkan seseorang dalam menghadapi sebuah kompleksitas masalah. Karena sedekah akan membuat seseorang menjadi lebih dekat tidak hanya dengan manusia, tapi juga para malaikat, Tuhan, dan akhirnya menuju pemberhentian akhir, Surga. Rasa tawakkal dan syukur akan melengkapi semuanya sebagai penutup.
dr Agus juga turut membagi tips hidup sehat dalam sudut pandang kedokteran. Hingga bagaimana metode Paliatif yang beliau bagi kepada para Narotama-ers. Yaitu sebuah pendekatan yang humanis terhadap penderita kanker. Sebuah pendekatan yang mengajarkan kepada kami semuanya tentang pentingnya mensyukuri semua yang telah kita terima dalam hidup dengan peningkatan kualitas hidup sejak awal diagnosa.
Paliatif method ini dapat dilakukan dengan banyak cara sebagaimana yang diuraikan oleh dr Agus di atas. Tapi alangkah lebih bijaksananya apabila kita dapat melakukan langkah preventif sejak dini agar kita tidak perlu menjalani metode Paliatif atau metode apapun. Yaitu dengan Hidup Sehat Dengan Berpikir dan Bertindak Cerdas, bukan hanya cerdas intelenjensia, namun juga control emosi yang optimal dan nilai spiritualitas yang kuat. (zal/din)